Perpustakaan Pribadi yuuuk.. mari

Bukan koleksiku lho..Saat membereskan salah satu ruang di rumah yang biasa aku pake buat nonton film dan nyimpen buku, aku menyadari kalo koleksi buku yang aku punya banyak yang lenyap. Sebagian karena dipinjam, yang umumnya untuk jangka waktu tujuh turunan πŸ˜† , ato terselip di ruang lain yang kemudian menghilang dengan pola kebersihan yang terapkan pembantu di rumah.

Dengan semakin besarnya si kecil, aku tau kalo koleksi buku yang aku punya nantinya akan jatuh ke tangan dia. Ya mirip seperti aku yang udah meminta warisan buku yang dipunyai orang tuaku πŸ˜› . Koleksi buku si kecil juga sudah mulai harus mendapatkan tempat tersendiri. Saat inilah menurutku saat yang tepat untuk mulai bicara tentang perpustakaan pribadi.

Perpustakaan, menurut UU Republik Indonesia No.43 Tahun 2007 yang diundangkan tanggal 1 November 2007 lalu, adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Sedang Pemustaka adalah pengguna Perpustakaan. Ribet ya.. tapi yang namanya Undang-undang ya pasti ribet. Lha wong bikinnya mahal.. masak sederhana. Halah.. πŸ˜›

Perpustakaan terdiri atas .. buku.
Salah bos, perpustakaan bukan cuma buku. Emangnya toko buku. Ada banyak tuh yang bisa dimasukkan di dalamnya. Kita copy paste dari Perpustakaan Nasional Indonesia ya.. Perpustakaan Nasional terdiri atas terdiri dari Artikel Majalah, Artikel Surat Kabar, CD Audio, CD Data, CD Video, Foto Dalam Album, Kaset Audio, Majalah Langka, Manuskrip, Mikrofilm Surat Kabar, Mikrofis Buku, Monograf (OPAC), Peta, dan Media Massa Virtual (situs web). Dari rincian yang dipunya perpustakaan nasional ada berapa item yang udah kita punya? πŸ˜€ Paling buku, CD, Kaset, dan … blogroll. Nah terbukti kan kalo blogroll termasuk perpustakaanπŸ˜€

Oke .. langkah-langkah apa sih yang perlu untuk bikin perpus pribadi?

  1. Pengumpulan, bisa diperoleh dengan :
    warisan, minjem (tujuh turunan) copy, unduh, dan beli. Problem umumnya di dana, karena buku bagi kita belum kebutuhan pokok.
  2. Tempat, kalo sudah terkumpul tentu perlu ruangan khusus untuk menyimpannnya. CD perlu tempat tersendiri, mengunduh perlu hardisk yang besar, belum lagi perawatannya. Kontainer plastik (70rb) cukuplah untuk pemula (seperti aku) selain rak (merk Olimpic 100rb setinggi 180cm)untuk memamerkan koleksi kita.
  3. Inventarisasi, meliputi pencatatan dari mulai diperoleh sampai dengan mengelompokkannya sesuai dengan jenis dan kriteria yang kita mau.

PerpusBicara inventarisasi, berarti bicara tentang subyek perpus (pengetahuan umum, agama, sastra, dll) dan obyek perpus (buku, CD dll). Inventarisasi awal adalah dengan membuat buku Induk. Buku induk memuat informasi nomor induk, tanggal masuk koleksi, nama pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, asal koleksi (beli, waris, copy, atau tukeran), harga, kolasi (jumlah halaman, lampiran), dan nomor panggil (kode yang mewakili koleksi tercatat di punggung buku, menunjukkan lokasi buku di jajaran koleksi di rak). Pengisian buku induk sekaligus sebagai kegiatan pencatatan data bibliografis yang akan dituangkan dalam katalog. Katalog ini biasanya terbagi 3 yaitu katalog subyek, katalog pengarang, dan katalog judul. Setelah dimasukkan dalam buku induk, tulis nomor induk di tiap buku. Biasanya tidak berlaku untuk majalah dan Media Massa Virtual (situs web).

Dari sekian banyak jenis pengklasifikasian subyek, yang sering dipake adalah Dewey Decimal Classification (DDC). Klasifikasi Dewey DDC ini dibuat oleh John Melvil Dewey tahun 1800-an. Subyek dalam DDC dibagi sepuluh kategori. Dan jujur saja sewaktu aku mulai membaginya agak kesulitan menentukan jenis dari suatu buku masuk ke klasifikasi yang mana. Pembagian dengan metode ini mungkin ini dapat membantu.

  • 000 untuk General Science (Ilmu Umum), What is unclassified elsewhere?
  • 100 Pscyology (Psikologi), Who am I ?
  • 200 Religion (Agama), Who made me ?
  • 300, Social Science (Ilmu Sosial), Who is that person ?
  • 400 Language (Bahasa), How can I communicate ?
  • 500 Pure Science (Ilmu Murni), What do I know about nature ?
  • 600 Applied Science (Ilmu-Ilmu Terapan), How can I use what I know about nature ?
  • 700 Art (seni), What do I do in my leisure time ?
  • 800 Literature (Sastra), What are the great writing ?
  • 900 History and Geography (Sejarah dan Geografi), Where can we go and where have we been ?.

Setiap kategori pembagian masih dapat dibagi lagi dalam sub-sub tertentu, seperti ini misalnya.

Kelebihan lain dari sistem DDC adalah memudahkan untuk ditambahkannya subjek/tema-tema baru. Pada saat pertama kali diterbitkan pada 1876, manual DDC hanya terdiri dari 44 halaman. Sedangkan dalam Edisi 21 yang diterbitkan pada 1996, manual DDC mencapai tebal lebih dari 4000 halaman. DDC memungkinkan penambahan subjek baru karena DDC menggunakan sistem desimal. Bentuk kodenya harus lebih dari tiga digit; setelah digit ketiga akan ada sebuah tanda titik sebelum diteruskan angka berikutnya. Jika memerlukan klasifikasi Dewey ini silakan menghubungi Perpustakaan Nasional yang dibagikan secara gratis (katanya lho ya..)

Nah, .. buku dah ada, ruang dah tersedia, inventarisasi dah tau caranya.. apalagi yang belum ? Proses dong.. jalan.. kerja.. wah bro.. kalo musti ngetik segituu banyak ya capee dech..

Kalo gak mau capek ya cari software untuk mengerjakannya. Salah satu yang aku pake adalah Perpustakaan (Light Version 2.5). Ini program free license dengan lebih dari 2000 buku dan bisa untuk 500 pengguna. Silaken unduh di sini.

Sip.. udah semuanya.
Silaken dicoba dan jangan pelit-pelit kalo punya buku banyak. Maksudku jangan pelit untuk membagi ilmu yang didapat dengan membaca.

Membaca .. memperkaya diri.
Menulis.. memperkaya orang lain.
(alias sedekah.. πŸ˜€ )

Baca juga :
http://istanabuku.wordpress.com/2008/04/04/mengelola-perpustakaan-pribadi/
http://jaen2006.wordpress.com/2006/12/08/lebih-dekat-dengan-%E2%80%9Cperpus%E2%80%9D/

18 responses to “Perpustakaan Pribadi yuuuk.. mari

  1. Saya juga lagi pengin bikin perpustakaan khusus, bukunya udah ribuan…dan karena selama ini tinggal di rumah dinas, yang tak ada rang khususnya untuk perpustakaan….barulah sekarang bebenah setelah pindah ke rumah sendiri.

    Masing-masing pemilik buku punya ke khas an masing-masing….buku saya banyak yang manajemen, keuangan, sastra, novel ringan…anak sulungku lari kemana-mana, dari komik (sekarang udah dihibahkan ke temannya karena dia berencana mengikuti sang isteri yang kerja di LN) sampai berbagai jenis buku. Anak bungsu mirip saya, kecuali buku-buku teknik yang saya tak punya. Sedangkan suami banyak kearah paten, filsafat dan seni.

    # wah kalo sekeluarga kegemarannya beda-beda bukunya jadi buanyak buanget dong bu.. πŸ™‚ moga cepet jadi perpustakaannya dan banyak membantu bagi yang membutuhkannya.

  2. wah, kiat yang bagus dan menarik, mas nin. jadi terinspirasi juga utk menata buku2 saya yang berserakan menjadi sebuah perpustakaan pribadi, nih. kalau saja setiap keluarga memiliki perpustakaan pribadi, wah, bisa jadi nilai tambah buat bangsa kita yang telah lama dikenal sbg bangsa yang malas membaca. perpustakaan bisa jadi bukti sejauh mana penghargaan kita terhadap nilai2 intelektual.

    # siiip.

  3. Ke..ke..ke…
    Selama inih sayah cuman mengelompokkeun ke dalem jenis bacaannya ajah.
    Bacaan politik, ya sayah kumpulin ke politik.
    Sains sama sains. Getoo ajah.
    Soale buku sayah belom ada 1000.
    Maklum, sayah tergolong males mbaca…..

    πŸ˜€

    # pake software nya mas.. sayang kalo ada yang ilang

  4. masalahnya mas, aku beli buku doang, terus baru kata pengantar udah bosen.. jadi ga tau tu buku cocoknya masuk jenis mana….

    # aduh senengnya.. kalo gitu kamu beli buku yang banyak ya..ntar kasih aku kalo dah baca kata pengantarnya..

  5. kebetulan mau membuka perpustakaan kecil-kecilan
    doakan ya
    semoga bisa diwujudkan
    informasi ini sangat berguna

    # siip..

  6. Ya ya mari jadi pencita buku dengan lebih ‘mencintai’ manfaatnya. Salam.

    # yuuk.. mari

  7. Buku2 hardcopy ku aak kurang aku perhatikan sih penyimpanannya..
    Jadinya, ada yang hilang, ada yang dipinjam tapi gak dikembalikan, dll..
    Sepertinya, ide untuk bikin perpustakaan pribadi oke juga mas. πŸ™‚
    Thnks buat sharingnya.. πŸ™‚

    # file yang aku sharing link nya bisa juga buat softcopy kok

  8. saya lagi merintis buat perpust pribadi πŸ˜€
    matur nuwun tuk kiat2nya

    # siiip.. aku ikut member perpus nya ya.. πŸ™‚

  9. pengen sih bikin perpustakaan. sayangnya ruangnya gak ada. dan klasifikasinya kayaknya kebanyakan fiksi gitu
    anyway, makasih tipsnya πŸ˜€

    # siiip.. ayo bikin rame-rame πŸ™‚

  10. salam kenal
    terima kasih infonya πŸ˜€
    tukeran link dong?

    # salam kenal juga mas..

  11. wah jadi pingin nih

    # ayo kita masyarakatkan perpustakaan dan perpustakaankan masyarakat

  12. wah makasih banget infonya… thx…

    # sama-sama mas..

  13. hehehe ini juga salah satu cita-citakuh…

    makasih banged nih infonya, mudah2an bisa bermanfaat.

    # amiiiin.. aku daftar jadi anggota ya.. πŸ™‚

  14. Hmm …
    Ini menarik …
    aku sudah mulai merintis dirumah …
    Ensiklopedia anak-anak … (beberapa seri)

    Sisanya … komik jepang semua … paling pol donal bebek …

    Sedangkan aku sendiri … wah … berantakan …
    dulu waktu bujangan sempet ngoleksi buku-buku novel … namun setelah menikah dan punya rumah sendiri … ngerintis lagi dari awal.
    Buku novel-novelku aku tinggal dirumah Bapak-ibu.. sekarang berdebu … sayang banget sih

    # aku pernah bertamu ke rumah tetanggaku.. buku-bukunya dipajang di ruang tamu lengkap dengan kode buku berwarna di bagian bawah judul.. sewaktu buku-bukunya dijejer.. bagus banget.. jadi iri..

  15. Dewey Decimal Classification System… hehehehe…
    Jadi ingat proyek gak jadi antara aku dan temanku. Tadinya udah semangat gitu, mencari tahu bagaimana buku-buku dinomeri, dari ISBN, katalog perpustakaan nasional, sampai Dewey.

    Tapi begitu lihat situs librarythings ditambah aku yang pemalas dan kesibukan temanku saat itu, proyeknya gak jadi deh.

    Kemarin saja,
    buku-buku komikku (Donal Bebek, Batman, Spiderman, Superman, SDKyo, manhua, dll..) kuhibahkan ke temanku karena aku termasuk gak telaten. πŸ˜›

    Oh iya…
    Two-face di The Dark Knight akan lebih mengerikan daripada Two-face di Batman Forever tahun 1994. Di iklannya sendiri, Two-face hanya muncul kurang dari sedetik dan itu pun dari sisi Dent, entah untuk membuat para fans penasaran atau agar iklannya bisa diputar di televisi.

    # lanjutin proyeknya mas.. aku ntar jadi anggotanya πŸ™‚

  16. huhuhu
    aku dari jaman dulu bener bener bercita cita pengen banget punya perpustakaan pribadi!!!
    malah kalo bisa bikin taman bacaan!
    yah… mungkin emang masih make prinsip ekonomi, dalam artian buat usaha juga… tapi bagaimanapun AKU CINTA BUKU!!!

    # hiks.. (terharu).. kita mencintai sosok yang sama.. buku!

  17. kalo udah ada 2 lemari bisa dibilang perpustakaan pribadi blom? hehehe
    koleksi aja kali yah namanya, blom di inventarisasi pula lagi, pernah sih di tulis buku2 apa aja yang aku punya (novel semua) tapi berenti ditengah jalan, :p

    # udah dong…

  18. wedeww, ketemu orang perpustakaan lagi…
    salam kenal ya….

    # met kenal juga mas.. seneng ada yang mampir πŸ™‚

Tinggalkan Balasan ke itikkecil Batalkan balasan