Budi Utomo adalah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.
(Wikipedia)
Guru sejarahku dulu menjelaskan bahwa pada titik inilah perjuangan rakyat Indonesia mulai bersifat nasional. Jika dulunya hanya bersifat kedaerahan, kesukuan, keagamaan, dengan Budi Utomo dimulailah perjuangan yang bersifat nasional. Kenapa nasional? Karena sudah tidak ada batasan anggota dan sudah berencana menuju ke kemerdekaan Indonesia (Hindia Timur) dari jajahan Belanda.
Dit, kamu mo ngajarin kita sejarah ya?
Hehehe.. maaf, syukur kalo dah tau. Alinea di atas sengaja ditulis, karena siang tadi sempet liat acara di TV, ada wawancara beberapa orang dan ditanya siapa Budi Utomo dan tau gak jawabannya? Hampir semua menjawab “nama orang.” Oke lah mungkin yang bener gak ditayangkan tapi gak ada salahnya kan kalo ngingetin lagi.
Balik lagi ke tema hari ini. 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bentar lagi di TV akan disiarkan langsung acara itu dan tentunya akan berlangsung dengan megah kalo diliat gladi bersihnya. Masalahnya kenapa musti gedhe-gedhean, disaat rakyat masih terpuruk dalam kemiskinan dan himpitan harga minyak? (LSM mode ON) 🙂 Ya sah-sah saja sih tergantung sudut pandangnya..
Kebetulan aku baru saja selesai baca Negara Kelima, sebuah novel karangan ES Ito. Tolong isinya dibaca sendiri. Karena sudut pandang yang mau aku bilang disini belum tentu sama dengan sudut pandang kamu ketika membacanya. Di situ disebutkan bahwa Indonesia sebagai satu negara hanya berdiri sampai dengan tanggal 1 Desember 1956 yaitu pada saat mundurnya Bung Hatta dari Wakil Presiden Indonesia. Sejak 1 Desember 1956 Indonesia bukan lagi merupakan satu kesatuan cita-cita tetapi hanya merupakan integritas wilayah.
Jika dibaca pada keadaan sekarang sebetulnya tidak ada yang salah dengan kalimat itu. Indonesia sekarang hanya integritas wilayah dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing sibuk dengan cita-citanya sendiri. Kebijakan pusat ditolak oleh daerah, kasus terakhir BLT yang ditolak beberapa daerah. Dan kebijakan daerah ditolak oleh pusat, udah ratusan Perda yang dibatalkan oleh Depdagri. Dari sini lah dapat dilihat betapa Indonesia sudah mempunyai beragam cita-cita. Visi yang sama seperti saat Proklamasi kemerdekaan sudah hilang entah dimana, sebagian ditelan kenaikan harga minyak, sebagian tersapu tsunami, dan ada juga yang tertimbun lumpur Lapindo.
Kuliah lagi nih.. apa maksudnya Negara Kelima?
Sik tho.. sing sabar. Kesatuan cita seperti saat Proklamasi (masih ingatkan kalimat yang dihilangkan pada Piagam Jakarta ? ) yang mengorbankan kepentingan golongan dan mengedepankan kepentingan bangsa sudah semakin menipis saat ini. Itulah sebabnya sekarang ini bangsa kita bagai sedang mengais-ngais masa lalunya untuk membawa kebanggan diri kembali. Bahwa dulu kita bangsa yang besar, bahwa dulu kita bangsa yang disegani, bahwa dulu kita pernah bercita-cita untuk memajukan nusantara. Cita-cita yang bersifat nasional. Itulah kenapa jika ada pesta-pesta seperti malam ini ya mbok jangan buru-buru dihujat. Lha wong kita berusaha mengumpulkan jati diri yang sempet tercecer, sempet tertinggal dibelakang sana. Negara Kelima dalam buku ES Ito tadi adalah suatu cita-cita Indonesia baru, yang berpedoman pada cita-cita para pendiri bangsa dulu sewaktu mendirikan Indonesia. Inti Negara Kelima adalah rubuhkan Indonesia sekarang dan dirikan Indonesia Baru.
Lha.. kamu ngajarin Revolusi tho.. bahaya nih..
Piye tho bocah iki. Itu kan kata ES Ito. Kalo aku sih setuju Reformasi. Revolusi terlalu berani terhadap kebudayaan. Terlalu banyak makan korban. Jika gak setuju keadaan yang sekarang ya perbaiki. Perbaiki dari dalam, jangan dari luar teriak-teriak. Masuklah jadi anggota DPR, benahi Undang-undang. Masuklah ke partai politik dan benahi sistem perpolitikan kita. Masuklah jadi Pegawai Negeri dan berkerjalah dengan jujur. Jadilah pengusaha yang benar jangan dikit-dikit minta proteksi dan subsidi. Mulailah menulis di blog dan jadilah bloger yang bukan penipu 🙂 , dan sebagainya. Inilah sebabnya kenapa momentum 100 Tahun Kebangkitan Nasional harus kita jadikan titik balik untuk kembali ke Indonesia yang lama. Indonesia yang ingin rakyatnya adil makmur, bukannya sebagian adil dan sebagian makmur. Begitu lho mas..
Kamu nasionalis banget yo mas.. pasti PNS ? 🙂
Halah.. nasionalis kok pake PNS ato bukan. Emang pahlawan yang segitu banyaknya itu PNS semua ato jadi pahlawan karena dijanjiin diangkat jadi PNS. Emangnya pahlawan PON po piye.. 😀 Nah, menurutku sih nasionalisme yang sekarang ini lagi dibangkitkan haruslah dilakukankan dengan cara kita masing-masing dengan tetap merujuk pada cita-cita Indonesia yang besar. Indonesia dengan beragam suku, agama, ras, dan golongan (maaf dulu sempet ikut lomba P4 jadi agak copy paste kalimatnya) Yang sukunya Jawa ya silakan kembangkan budaya Jawa, yang agamanya Islam yang kembangkan agama Islam, yang pengusaha ya usaha yang bener, PNS jangan korupsi, dan sebagainya tetapi musti ingat kalo kita berbeda-beda. Jangan memaksakan pendapat sendiri. Emangnya otak yang kamu punya dikasih sapa? Tuhan yang sama tho..
Oke singgung sedikit tentang Negara Kelima. Di buku itu disebutkan bahwa Atlantis, dengan kebudayaannya yang besar itu dulunya ada di Indonesia. Kemudian berikutnya dilanjutkan dengan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, dan Indonesia. Baca deh, analisanya lumayan sableng untuk dibilang serius. Tetapi terlalu serius untuk dibilang ndagel.
Atlantis yang hilang itu ada di Indonesia ? 🙄
Halah.. ya iyalah kalo mau dianalisa dikit 🙂 . Balik lagi ke laptop. Mbok kebangkitan nasional ini diisi dengan resolusi-resolusi pribadi. Semisal : tidak akan korupsi, akan nulis tiap minggu, akan matiin satu lampu tiap jam 19.00-22.00, akan buang sampah ditempatnya, beli produk Indonesia, dan lainnya yang intinya membuat Indonesia sekarang menjadi lebih baik lagi. Mulailah dari yang kecil, mulailah dari diri sendiri, mulailah sekarang juga (kutipan dari Aa Gym). Ingat satu tindakan yang kecil akan mampu merubah dunia (Butterfly Effect).
Aku bayangin nih, Indonesia 10 taon lagi akan menjadi negara yang besar. Gak ada korupsi. Minyak tetep mahal, tapi energi kita gak kekurangan, iklim politik lebih stabil, pengangguran menurun, intinya adil makmur. Nah, kalo kita gak nyiapin diri kita untuk keadaan saat itu ya kita akan terlempar dari Indonesia. Siapkan diri untuk keadaan lebih baik dan Indonesia akan meresponnya (plintiran kalimat dari The Secret).
Ah, kamu pake ngomong tentang Atlantis. Indonesia pas kemerdekaan aja kamu tak mengalaminya. Gimana kita akan mampu mengetahui tentang Indonesia sebenarnya seperti cita-cita pendiri bangsa dulu? Omong kosong..
Kamu Indonesia (sekarang) banget ya.. Selalu mencari keluar. Selalu melihat orang lain. Indonesia seutuhnya ada dalam diri kamu. Hai kamu anak-anak Atlantis.., liat baik-baik diri kamu, dengar baik-baik hati kamu, tidakkah kamu ingat lagu Kebyar-kebyar .. bahwa putih tulangmu dan merah darahmu adalah semangat Indonesia.
Tidakkah kamu menangis ketika Susi merebut Emas Olimpiade..
Tidakkah kamu bersorak ketika Thomas Cup kita rampas..
Ingatkah gegap penonton ketika timnas sepakbola main di Senayan..
Dengarlah lagu Bendera dari Coklat..
Dengarlah lagu Indonesia Raya..
Nyanyikanlah Padamu Negeri..
Nyanyikanlah Halo Halo Bandung..
Rasakan getar dadamu..
Itulah Indonesia
Selamat bangkit, Negara Kelima.
100 Tahun Kebangkitan Nasional Indonesia.
mas nin, menurut hemat saya, ada kekeliruan fatal ketika reformasi berlangsung di negeri ini, hanya memberikan “syurga” bagi para petualang politik, dan menjadi “neraka” bagi rakyat. kenapa bisa begitu? *halah* lantaran reformasi itu tdak diimbangi dengan reformasi budaya. budaya, sebagaimana dikemukakan *wew… kok sok tahu* Andreas Eppink, mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur sosial, religius, serta pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. karena tdk menyentuh akar2 budaya, maka begitu reformasi berlangsung, kita jadi lupa bahwa pada masa awal2 pergerakan justru yang pertama kali disentuh adalah masalah kebudayaan sehingga persoalan etnisitas yang begitu beragam bisa melebur menjadi sebuah kekuatan dahsyat utk mencapai indonesia merdeka. semoga kita bisa mengingat kembali jargon bung karno ttg “jasmerah” itu agar kita tdk selalu mengulang kesalahan yang sama. maaf kalau sok tahu, mas nin, hehehehehe 😆 semoga ke depan indonesia kita menjadi lebih baik. dirgahayu bangsaku!
kalo aku ndak ngerasa kemarin itu kebangkitan nasional, tapi awal kebangkitan diri sendiri dulu, baru orang lain 😀
Salam kenal mas…..saya yakin kok kalau kita bisa bangkit………asal diyakini oleh semua….susah sama dijinjing, senang sama dinikmati.Salam
setelah seremoni itu bubar, bubar pula keBANGKITan indonesia…….
ayo teriakkan INDONESIA BISA!!!
http://catra.wordpress.com/2008/05/19/tanda-tanda-kebangkitan-nasional/
Mas, reformasi di negara kita cuma : Re-Form-Sasi yaitu Proses Merubah Bentuk. Artinya perubahan yang tidak mendasar dan tidak berakar. Waton guyon. Suatu lembaga dibilang sudah Reformasi, jika di dalamnya sudah ada korban tebang pilih yang dipenjara. Terus diexpose di semua media, maka semua orang juga akan takut. Itu khan bukti Reformasi yang ada. Betul Mas Sawali Tuhusetya (salam kenal Mas), mestinya yang dilakukan Reformasi Budaya. Budaya berasal dari kata Budi=akal, pikiran dan Daya=kekuatan, ngarang yo wis ben. Kalo Budayanya sudah benar, maka semua yang menyangkut tatanan kehidupan dan kenegaraan mencerminkan hasil pemikiran manusia yang “bersih”. HANYA BUDAYA YANG BISA MENYATUKAN VISI UNTUK BANGKIT INDONESIAKU.
Saya serius, sampai ketemu tentang negara kelima…saya pikir apa ya, kok belum pernah baca….ternyata negara kelima versinya ES Ito…..
ass.
semua orang berkoar KEBANGKITAN NASIONAL, acara2 pun meriah diaadakan. menghabiskan uang rakyat.
sebenarnya bukan itu yang dikehendaki, bukan seremonial semata, bukan acara2 protokoler belaka. TIDAK.
namun yang dibutuhkan adalah KESADARAN DAN CINTA AKAN BANGSA INI.
AKSI NYATA DILAPANGAN.
Yuk kita berbuat mulai dari diri sendiri
di tipi bang naga (nagabonar) hidup kembali untuk meyakinkan kita bisa dan tingkatkan rasa nasionalisme. trims bang naga disaat seperti ini dirimu muncul, dengan syair yang menggelora.
🙄
kebangkitan nasional?
nampaknya saya mesti nyari dulu format apa yang pas buat manifestasi “kebangkitan personal” lebih dulu.
Monggo, Mas
[nggluyur]
Semoga BANGKIT INDONESIA KU!
mungkin anak2 TK sebaiknya bukan diajarin tulis baca.. tapi TK adalah arena penanaman sifat dasar. Bermain & bergaul ‘memperbanyak teman’, ‘sayang sesama’, trus dididik keras ‘jgn buang sampah sembarangan’, ‘harga diri’, ‘mandiri’, ‘taat peraturan’, trus diajarin semangat ‘cinta tanah air’ lewat lagu, tari dan musik daerah.. tentunya yg sesuai dgn kapasitas usia anak TK.
Kecil teranja-anja, besar terbawa-bawa, tua tidak berubah.
Yah.. itu menurut saya yg ‘ijo’ ini 🙂
Salam kenal Mas
Ini mah bukan dari aa gym, dari dulu juga dah ada, buku2 psikologi motivasi buanyak bertebaran kok yang kek gini. Aa gym cuma mengulang aja dan mempopulerkan.
Btw, soal Negara Kelima Novel itu. Lucu! Konyol!! ke Holy Grailnya Da vinci Code!!
Malaysia Boleh! sudah lama dicanangkan. Indonesia, untuk mencanangkan Indonesia Bisa! harus menunggu dulu sampai peringatan seabad kebangkitan nasional. Padahal, yang sebenarnya Budi Utomo itu hanya terbatas Jawa dan Madura.
Sebaiknya pemerintah menjadikan Indonesia Bisa! sebagai kampanye nasional. Cetak stiker sejumlah rumah yang ada dan tempel di semua pintu utama. Berikan seminar-seminar motivasi gratis pada warga. Sudah saatnya menghentikan kebiasaan bekerja setengah-setengah. Bekerja itu harus total.
Ada yang tertarik membuat stiker Indonesia Bisa! dan membagikannya secara gratis? Banyak loh yang tidak tahu slogan itu.
Baca Negara Kelima-nya ES ITO itu kayak baca buku sejarah.. wehehehehehe… terlalu banyak tahun-tahunan.. pusying
tapi udah top banget karena yang ngarang juga orang Indonesia. Walaupun ga bisa dibandingin sama Da Vinci Code atau Angel and Demon.
Btw, udah baca Rahasia Harta Karun Meedee?
istilah “Indonesia Bisa” itu belum sempurna, bisa saja nanti jadi gini : Indonesia Bisa Miskin, Indonesia Bisa Hancur, Indonesia Bisa Tenggelam, dsb..
ini kaya tagline-nya Malaysia juga gak yah.. kalo mereka kan “Malaysia Boleh” ya artinya sama juga kaya “Malaysia Bisa” (lho jadi OOT)
ya, pokoknya semoga Indonesia ini bisa bangkit
dari kubursetelah memperignati hari kebangkitan nasional yg udah 100 tahun ini..kayaknya bagusan khiasan yang diiklankan oleh si dedi mizwar degh, ttg BANGKIT
LUCU JUGA YACH HARI KEBANGKITAN NASIONAL DARI DULU SAMPE SEKARANG INDONESIA SUDAH SEABAD BANGKITNYA TAPI MASYARAKATNYA BELUM ADA YANG SEJAHTERA……… Y KAN !!!!!!!
Sampai hari ini (31 Mei), apakah Mas Tyo bisa melihat tanda-tanda kebangkitan itu?
Mas, saya menautkan blog Mas di tempat saya, gak papa kan?
sungkan, yang komment panjang-panjang..
asw, mas nindityo, bdw, punya ebook nya negara kelima itu ga???
maklum mahasiswa
Somehow i missed the point. Probably lost in translation 🙂 Anyway … nice blog to visit.
cheers, Misfeasance!