Ada satu cerpen yang pernah aku baca, mengisahkan tentang pergulatan batin dari seorang perempuan terhadap dua orang lelaki muda. Perempuan itu dipaksa harus menjatuhkan pilihan pada salah satu dari dua orang lelaki, yang sama-sama mencintainya, yang sama-sama sudah dikenalnya, dan sama-sama disukainya. Pilihan yang tentu saja sulit, karena perempuan itu sudah mengenal betul sifat keduanya. Sudah paham kelebihan dan kekurangan masing-masing pribadi. Ketiganya sudah terikat dalam hubungan akrab yang sadar bahwa persahabatan mereka akan segera diuji dengan keadaan ini.
Akhirnya perempuan tadi melabuhkan pilihannya pada salah satu lelaki. Dengan satu alasan, satu alasan yang absurd, mungkin terasa aneh, tidak membumi, dan mengherankan. Satu alasan yang mungkin kita akan tertawa mendengarnya ato mencibir karenanya. Yaitu bahwa lelaki yang ditinggalkannya mempunyai satu kelebihan dibanding lelaki yang dipilihnya. Kelebihan nya lah yang menyingkirkannya dari arena.